Bullying konon sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Tidak hanya berupa serangan fisik, namun bisa pula berupa serangan verbal, mengucilkan seseorang atau cyberbullying.
Hayyoo ngaku, siapa yang sering me-bully via facebook ?? :D
Sebenarnya, siapa saja sih yang jadi sasaran empuk para pem-bully? Biasanya mereka yang suka menyendiri, dianggap berbeda atau punya kekurangan pada dirinya. Semoga para kutu buku ga termasuk deh ya...
Oke, seringkali kita mendengar bullying antar murid. Itu sudah jadi pembicaraan umum oleh media. Nah, sekarang bagaimana dengan bullying antar guru ? Inilah yang akan saya kupas dalam postingan kali ini. Cerita saya bersumber dari seorang kawan dan sayapun mengamatinya sendiri. Alhamdulillah, saya bukan pem-bully hehe...
Ada seorang kawan yang mengajar di sekolah swasta daerah perkotaan. Selama perjalanan tugasnya, seringkali dia mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari rekan guru senior. Seringkali berupa fitnah, adu domba maupun serangan verbal. Apalagi ditambah karirnya yang melaju cepat, dipercaya di bagian kurikulum, wakil kepala sekolah sampai pernah menjabat menjadi kepala sekolah.
Meskipun posisinya sebagai kepala sekolah, ternyata bullying pun ters berlanjut. Apa yang dilakukan kawan saya? Diam mengatur strategi, membalas dengan cerdas kemudian pembuktian dengan prestasi. Lalu bagaimana dengan yang tidak mampu bertindak demikian?
Saya ceritakan pengalaman saya. Yang sebenarnya bisa jadi terjadi di hampir semua sekolah. Saya mengamati di beberapa sekolah. Dimana guru senior atau bahkan kepala sekolah mem-bully guru lain. Seringkali yang dilakukan adalah dengan serangan verbal, dan ditanggapi dengan diam, protes di belakang atau MENANGIS.
Well, guru adalah orang yang digugu lan ditiru. Kalau gurunya juga seperti itu, apalagi dengan muridnya? #judulnyaprihatin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar